POTRET PEMBINAAN SANTRI LKSA AL LAIL GRESIK
Oleh: Laili Farikhatur Rohma, S.Kep., Ns., M.M., M.Pd.
Pendahuluan
Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci bagi umat Islam, tetapi pedoman hidup yang membawa cahaya, petunjuk, dan ketenangan bagi siapa pun yang beriman. Di era modern yang penuh tantangan moral dan sosial, pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Qur’ani menjadi kebutuhan mendesak bagi generasi muda.
Menjawab kebutuhan tersebut, Yayasan Al Lail melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Al Lail menghadirkan program pembinaan tahfizh Al-Qur’an bagi anak-anak binaannya. Program ini tidak hanya menekankan hafalan, tetapi juga pembentukan akhlak, disiplin, serta ketenangan jiwa. Harapannya, anak-anak tumbuh sebagai pribadi kuat yang siap menghadapi tantangan hidup dengan iman, karakter, dan keyakinan.
Pembahasan
1. Tahfizh sebagai Bekal Kehidupan Dunia dan Akhirat
Program tahfizhul Qur’an bagi anak-anak LKSA Al Lail dilaksanakan melalui sistem kepesantrenan PPTQ Al Mubarok Yayasan Al Lail, sehingga pembinaan berjalan secara terarah, terstruktur, dan sesuai standar pesantren tahfizh.
Menghafal Al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam ajaran Islam. Para penghafal Al-Qur’an dijanjikan derajat yang tinggi, diberikan mahkota kehormatan bagi orang tuanya, termasuk orang tua asuh atau pendidiknya serta mendapat syafaat pada hari kiamat. Keutamaan inilah yang menjadi landasan mengapa LKSA Al Lail menjadikan tahfizh sebagai pilar utama dalam pembinaan karakter santri binaan.
Program ini tidak sekadar mengejar jumlah juz yang dihafal. Melalui pembinaan intensif di PPTQ Al Mubarok, santri dilatih untuk menumbuhkan disiplin, kesungguhan, dan akhlak Qur’ani. Nilai-nilai Al-Qur’an dihidupkan dalam keseharian mereka, sehingga Al-Qur’an bukan hanya dihafalkan, tetapi menjadi bekal hidup yang membimbing langkah mereka, menguatkan hati di dunia, dan menjadi penolong di akhirat.
2. Pembinaan Tahfizh yang Terstruktur dan Berjenjang
Program tahfizh di LKSA Al Lail disusun secara sistematis agar santri dapat berkembang sesuai kemampuan masing-masing.
a. Pembelajaran Tahsin
Santri mempelajari makhraj huruf, ilmu tajwid, dan adab membaca Al-Qur’an sebagai fondasi utama.
b. Setoran Hafalan Harian
Setiap santri diwajibkan menyetor hafalan baru minimal satu halaman per hari, dengan penyesuaian terhadap kemampuan masing-masing.
c. Muraja’ah (Mengulang Hafalan)
Hafalan lama diulang setiap hari agar kuat, tidak mudah lupa, serta meningkat kualitas bacaannya.
d. Tasmi’ Berjenjang
Santri melakukan tasmi’ setelah mencapai target hafalan tertentu. Tahapan tasmi’ meliputi:
a) 1 Juz
b) 5 Juz
c) 10 Juz
d) 15 Juz
e) 20 Juz
f) 25 Juz
g) 30 Juz (khatam tasmi’)
Tasmi’ melatih mental, kepercayaan diri, dan keteguhan hati santri, sekaligus menjadi evaluasi kualitas hafalan mereka.
3. Membangun Karakter dan Kepribadian Qur’ani
LKSA Al Lail menekankan bahwa menghafal Al-Qur’an harus diiringi pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, santri diarahkan untuk:
- berakhlak mulia,
- disiplin dan bertanggung jawab,
- jujur dalam kondisi apa pun,
- mampu mengontrol diri,
- mencintai ibadah dan kebaikan.
Nilai-nilai Qur’ani diterapkan dalam kehidupan di asrama, interaksi antar-teman, sekolah, serta kegiatan sosial. Dengan demikian, terbentuklah pribadi yang kuat secara spiritual, intelektual, dan emosional.
4. Lingkungan Pembinaan yang Positif dan Penuh Kasih Sayang
Anak-anak binaan LKSA berasal dari latar belakang kehidupan berbeda-beda. Banyak dari mereka telah mengalami tantangan hidup yang berat. Karena itu, terciptanya lingkungan yang aman, mendukung, dan penuh kasih sayang menjadi prioritas.
LKSA Al Lail memastikan bahwa santri:
- mendapat bimbingan dari ustadz/ustadzah yang berkompeten,
- merasakan perhatian layaknya keluarga,
- memiliki rutinitas ibadah harian,
- serta tumbuh dalam atmosfer yang memuliakan Al-Qur’an.
Lingkungan yang baik menjadikan proses menghafal lebih nyaman, bermakna, dan membekas dalam hati santri.
Keutamaan Menghafal Al-Qur’an
- Ditinggikan derajatnya oleh Allah sesuai kadar bacaan dan
hafalannya.
“Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan Al-Qur’an…” (HR. Muslim) - Mendapat mahkota kehormatan di hari kiamat, yang juga diberikan kepada orang tua/ orang tua asuhnya.
“Hadits tentang mahkota kehormatan bagi orang tua penghafal” (HR. Abu Dawud).
- Mendapat syafaat dari Al-Qur’an pada hari kiamat.
“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang memberi syafaat…” (HR. Muslim)
- Termasuk Ahlullah, hamba-hamba pilihan yang dekat dengan Allah.
“Penghafal Al-Qur’an adalah keluarga dan orang khusus bagi Allah.” (HR. Ibn Majah) - Diberi ketenangan hati dan kemuliaan akhlak di dunia.
“Ala bidzikrillahi tathma’innul qulub.” (QS. Ar-Ra’d: 28 )
Penutup
Melalui berbagai program pembinaan tahfizhul Qur’an, LKSA Al Lail berupaya membentuk generasi yang beriman kuat, berakhlak mulia, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Harapannya, anak-anak binaan tumbuh menjadi pribadi mandiri, berdaya guna, serta mampu membawa cahaya kebaikan di manapun mereka berada.
Al-Qur’an adalah bekal terbaik yang akan selalu mendampingi mereka. Dengan memuliakan Al-Qur’an, insyaAllah Allah akan memuliakan hidup mereka di dunia dan mengangkat derajat mereka di akhirat.


