Oleh: Dr (H.C.) Adv. H. Thahiruddin, S.E., S.H., M.M., M.Pd., M.H.
Pendahuluan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling umum di dunia modern. Faktor penyebabnya beragam: pola makan tinggi garam, kurang olahraga, kebiasaan merokok, hingga stres emosional yang berkepanjangan.
Namun, di antara berbagai upaya pencegahan, ada satu terapi psikologis dan spiritual yang sering diabaikan, yaitu sikap memaafkan (al-‘afwu). Memaafkan bukan hanya membawa ketenangan jiwa, tetapi juga berdampak positif terhadap kesehatan tubuh — termasuk dalam pencegahan hipertensi.
💗💗
Hubungan Stres dengan Hipertensi
Secara medis, saat seseorang mengalami stres, tubuh melepaskan hormon adrenalin dan kortisol. Kedua hormon ini menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan pembuluh darah menyempit, sehingga tekanan darah meningkat.
Jika stres terjadi terus-menerus tanpa pengelolaan yang baik, tekanan darah tinggi dapat menjadi kronis dan memicu penyakit jantung, stroke, hingga kerusakan organ.
Dalam Islam, stres emosional seperti kemarahan, dendam, dan kebencian juga sangat diperhatikan. Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya untuk menahan amarah dan memaafkan sebagai bentuk ketenangan hati dan kesehatan jiwa.
🥰
Dalil Al-Qur’an tentang Memaafkan
Al-Qur’an menegaskan bahwa sikap memaafkan bukan hanya bentuk kebaikan sosial, tetapi juga jalan menuju ketenangan batin dan kasih sayang Allah.
Allah ﷻ berfirman:
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.”
(QS. Asy-Syûrâ [42]: 40)
Ayat ini menegaskan bahwa memaafkan memberikan pahala dan ketenangan, yang secara psikologis juga menurunkan ketegangan batin dan stres emosional — faktor penting dalam menjaga tekanan darah tetap stabil.
Allah ﷻ juga berfirman:
“Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?”
(QS. An-Nûr [24]: 22)
Ayat ini menanamkan nilai empati dan keikhlasan, yang membuat hati menjadi tenang, jauh dari amarah dan dendam — dua penyebab utama stres dan gangguan tekanan darah.
🥰
Hadis Nabi tentang Menahan Amarah dan Memaafkan
Rasulullah ﷺ bersabda:
Bukanlah orang kuat itu yang menang dalam bergulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan amarahnya ketika marah."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa kekuatan sejati terletak pada kemampuan mengendalikan diri secara emosional. Secara medis, pengendalian amarah ini berperan dalam menekan produksi hormon stres dan menjaga kestabilan tekanan darah.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
Barang siapa menahan amarah padahal ia mampu melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk dan mempersilahkannya memilih bidadari mana yang ia kehendaki.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ini menunjukkan bahwa sikap memaafkan bukan kelemahan, tetapi kemuliaan hati yang mendatangkan ketenangan jiwa dan keberkahan hidup.
🙏
Peran Memaafkan dalam Pencegahan Hipertensi
Dari sudut pandang medis dan psikologis, memaafkan memberi efek nyata terhadap kesehatan tubuh:
1. Mengurangi Stres dan Kemarahan
Dendam dan kebencian memicu pelepasan hormon stres.
Memaafkan membantu menurunkan ketegangan emosional dan menenangkan pikiran, sehingga tekanan darah cenderung stabil.
2. Menstabilkan Tekanan Dara
Riset menunjukkan bahwa orang yang mudah memaafkan memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan mereka yang sering marah atau menyimpan dendam.
3. Menjaga Kesehatan Jantung
Tekanan darah yang stabil mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Memaafkan membantu menjaga irama jantung tetap tenang dan sirkulasi darah lebih lancar.
4. Meningkatkan Kualitas Tidur dan Kesejahteraan Mental
Emosi negatif sering mengganggu tidur dan menimbulkan kecemasan.
Dengan memaafkan, hati menjadi tenang, tidur lebih nyenyak, dan kesehatan mental meningkat.
🙏✍
Memaafkan sebagai Gaya Hidup Sehat
Islam mendorong umatnya untuk hidup dalam keseimbangan antara kesehatan fisik, mental, dan spiritual. Oleh karena itu, sikap memaafkan hendaknya menjadi bagian dari gaya hidup sehat bersama dengan:
Pola makan seimbang dan rendah garam,
Aktivitas fisik teratur,
Menghindari rokok dan alkohol,
Menjaga berat badan ideal, serta
Memperbanyak dzikir dan refleksi diri.
✍✍✍
Kesimpulan
Sikap memaafkan memiliki manfaat luar biasa — bukan hanya untuk kedamaian jiwa, tetapi juga bagi kesehatan fisik, terutama dalam pencegahan hipertensi.
Dengan memaafkan, seseorang menurunkan stres, menstabilkan tekanan darah, dan memperkuat fungsi jantung.
Al-Qur’an dan hadis menegaskan bahwa orang yang mampu memaafkan akan mendapatkan pahala besar, ketenangan hati, dan kesehatan lahir batin.
Oleh karena itu, memaafkan bukan sekadar perbuatan mulia, tetapi juga terapi spiritual dan medis yang efektif dalam menjaga keseimbangan hidup.
Barang siapa yang menempuh jalan menuju ampunan dan ketenangan hati, maka Allah akan lapangkan dadanya dan menurunkan rahmat-Nya.”
(Makna umum dari QS. Al-‘Imrân [3]: 134)